PLN Akan Naikan Daya Penerima Kompor Listrik Jadi 3500 Watt, Bagaimana Nasib Warga Miskin?

PLN akan naikkan daya pelanggan listrik 450 VA menjadi 3.500 Watt dalam rangka program konversi kompor gas ke kompor listrik, namun bagaimana dengan nasib warga miskin?

PLN Akan Naikan Daya Penerima Kompor Listrik Jadi 3500 Watt, Bagaimana Nasib Warga Miskin?
PLN akan naikan daya penerima kompor listrik. Gambar : freepik.com

BaperaNews - PT PLN Persero akan naikkan daya pelanggan listrik 450 VA menjadi 3.500 VA dalam rangka program konversi kompor gas menjadi kompor listrik.

“Nanti diganti jadi 3.500 Watt untuk yang 450 VA” ujar Dirjen EBTKE Dadan Kusdiana (20/9).

Artinya, daya listrik 450 VA yang biasanya digunakan kalangan masyarakat menengah ke bawah akan diganti dan dinaikkan agar mereka bisa memakai kompor listrik.

“Iya, daya listrik dinaikkan supaya kompor bisa dioperasikan. Tambah daya dilakukan oleh PLN” imbuhnya.

MCB (Miniature Circuit Breaker) atau alat daya untuk penambah listrik masuk dalam paket kompor listrik, akan dibagikan kepada 300 ribu rumah tangga miskin pada tahun 2022 ini.

Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan satu paketnya terdiri dari satu kompor listrik, MCB, dan satu alat masak.

“Rencananya di tahun ini 300 ribu penerima, jadi per satu rumah itu diberi satu paket, ada kompornya, alat masaknya, juga daya listriknya dinaikan” tuturnya.

Paket kompor listrik yang diberikan senilai Rp 1,8 juta, dengan demikian, dana yang dibutuhkan Rp 540 Miliar.

Baca Juga : 300 Ribu Rumah Tangga Bakal Dapat Kompor Listrik Gratis

Namun, jumlah dana akan lebih meningkat jika daya dinaikkan. Sebelumnya kompor listrik dipilih yang berdaya 800 watt, namun ada usulan dari DPR untuk menaikkannya jadi 1.000 watt.

Warga Miskin Diprediksi Semakin Terbebani

Tahap awal konversi kompor gas ke kompor listrik yang pertama akan dilakukan di Sol, Denpasar, dan salah satu kota Sumatra.

Namun, program konversi kompor gas ke kompor listrik ini diperkirakan akan semakin memberatkan warga miskin. Negara bisa menghemat subsidi, namun warga miskin harus keluar lebih banyak uang untuk bisa memasak.

“Kita hemat biaya impor LPG dengan program konversi LPG mulai tahun 2028 Rp 10,2 Triliun per tahun” ujar Dirut PLN Darmawan Prasodjo.

Sayangnya, pengamat energi Setiawan merasa pemerintah terlalu cepat menyimpulkan, sebab proses uji coba saja belum dilakukan. Menurutnya, nasib warga miskin yang perlu dipikirkan.

“Yang paling utama ialah terkait tarif, ketika nanti mereka yang akan mengikuti program konversi kompor gas ke kompor listrik, bagaimana dengan biaya listrik yang harus mereka bayar. Saya kira benar-benar dihitung lah ya dan dipastikan, jangan sampai memberatkan” tuturnya.

“Jangan sampai listrik mati, bayangkan saja lagi masak tiba-tiba listrik mati dan mereka tak punya kompor gas lagi, masa harus masak pakai kayu?” tutupnya.

Baca Juga : 189.803 Kendaraan Dinas Pemerintah Bakal Diganti Mobil Listrik Secara Bertahap