Pemerintah Diminta Rumuskan Harga Batas Atas Tes PCR

Dinilai lebih mahal dari harga tiket pesawat, Pemerintah diminta buat ketentuan harga atas untuk tes PCR.

Pemerintah Diminta Rumuskan Harga Batas Atas Tes PCR
Ilustrasi Tes PCR, Gambar : KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

BaperaNews - Abra Talattov (Ekonom Institute for Development of Economics and Finance) mengajukan permintaan kepada pihak pemerintah untuk kembali melakukan pengkajian terhadap standar harga tes PCR.

Di lapangan, untuk harga sekali tesnya saja tergolong lebih mahal jika dibandingkan dengan harga tiket pesawatnya. Ini akan menciptakan polemik di masyarakat sehingga mobilitas menggunakan pesawat terbang tak akan ada perkembangan.

Intervensi wajib dilakukan oleh pemerintah agar penentuan standar batas atas terhadap harga tes PCR tidak seenaknya sendiri,” kata Abra Talattov (Ekonom Institute for Development of Economics and Finance).

Sebenarnya pemerintah sudah membuat kebijakan terkait perjalanan domestik menggunakan jalur udara. Hanya penumpang yang berada di intra Jawa Bali dan wilayah – wilayah yang saat ini masih di level PPKM 3 serta 4 saja memang diwajibkan untuk bisa menunjukkan hasil negatif tes PCR, dimana sebelumnya cukup menunjukkan tes antigen saja.

“Margin keuntungan yang didapatkan oleh para pelaku bisnis tes PCR ini seharusnya dikaji ulang dan dievaluasi kembali oleh pemerintah. Jika ternyata di lapangan ditemukan margin harga tes PCR masih relatif tinggi, maka pemerintah harus melakukan tindak lanjut agar harga batas atas tes PCR bisa terkendali dan tidak memberatkan para pelaku perjalanan udara,” ungkap Abra Talattov (Ekonom Institute for Development of Economics and Finance).

Untuk saat ini pemberlakuan rata – rata tarif biaya yang dibebankan pada para pelaku perjalanan udara di daerah Pulau Jawa dan Pulau Bali berkisar di angka 495 ribu rupiah. Sedangkan untuk daerah non Jawa – Bali dikenakan biaya sebesar 550 ribu rupiah.

Memang dari angka tersebut, masih terlihat tinggi dan lebih mahal dari harga tiket pesawat. Belum lagi banyak temuan di lapangan bila patokan harga tes PCR bisa lebih tinggi dari harga umum tersebut.

Menurut penjelasan dari Abra Talattov (Ekonom Institute for Development of Economics and Finance), adanya salah satu syarat yakni tes PCR bagi pelaku perjalanan udara, dianggap sangat membebani mereka. Terlebih mereka yang tidak mampu dan berada pada level menengah ke bawah.

Adanya kebijakan tes PCR ini justru tidak berbanding lurus dengan pelonggaran mobilitas masyarakat yang diberikan. Sama saja bohong, pelonggaran diberikan, tapi syarat – syarat untuk bisa melakukan aktivitas diperketat.