Pakar Sebut Data PeduliLindungi Yang Bocor dan Dijual Bjorka Valid

Pakar keamanan siber Pratama Persadha menyebut bahwa data Pedulilindungi yang dibocorkan dan dijual oleh hacker Bjorka merupakan data yang valid.

Pakar Sebut Data PeduliLindungi Yang Bocor dan Dijual Bjorka Valid
Pakar sebut data PeduliLindungi yang bocor dan dijual hacker Bjorka valid. Gambar : dinkes.kalbarprov.go.id

BaperaNews - Hacker Bjorka kembali membuat resah karena kembali melakukan aksinya, kini Bjorka mengklaim telah berhasil membocorkan 3,2 Miliar data yang berasal dari aplikasi Pedulilindungi. Data tersebut disebut valid oleh pakar keamanan siber.

Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan bila data yang dibocorkan Bjorka tersebut terdiri dari data pengguna, data pengguna, data vaksinasi, riwayat pelacakan, dan juga riwayat check-in. Hal tersebut diketahui dari sampel data yang diberikan Bjorka.

Yang mengejutkan, Pratama mencoba untuk melakukan validasi data yang menjadi sampel tersebut dengan aplikasi pengecek nomor KTP. Setelah melakukan pengecekan ternyata data tersebut benar valid sebagai data kependudukan.

"Ketika dicek apakah data ini valid menggunakan aplikasi pengecek nomor KTP, data ini benar valid terdata di data kependudukan" Ungkap Pratama dilansir Baperanews pada Kamis (17/11) dari liputan6.

Meski begitu, Pratama menyebut bila sumber data tersebut belum diketahui dengan jelas. Keaslian dari data tersebut perlu diverifikasi oleh instansi yang terlibat seperti Kominfo, BUMN, Kemenkes dan juga Telkom untuk memastikan.

Pratama menyayangkan data sensitif ini tidak maksimal pengamanannya "Sangat disayangkan data yang sangat sensitif ini tidak maksimal pengamanannya, misalnya dengan melakukan enkripsi datanya" ungkap Pratama. 

Baca Juga : Hacker Bjorka Comeback, Jual 44 Juta Data MyPertamina

Pratama Persadha menyebut bila perlunya dilakukan pengecekan menyeluruh. "Perlu di cek dulu sistem dari aplikasi PeduliLindungi yang datanya dibocorkan oleh Bjorka dengan pengecekan yang dilakukan menyeluruh dan secara digital forensic" lanjut Pratama.

Pratama menyebut perlu dilakukan pengecekan apakah sistem aplikasi PeduliLindungi memang ditemukan celah keamanan, bila benar maka memang terjadi peretasan dan pencurian data.

Namun, bila ternyata tidak ditemukan celah keamanan maupun jejak digital dari peretasan, maka ada kemungkinan kebocoran data tersebut terjadi dari orang dalam.

Hacker Bjorka Bocorkan Data Pedulilindungi

Sebelumnya, hacker Bjorka menggunggah kebocoran data PeduliLindungi di dalam situs breached.to pada Selasa (15/11), bertepatan dengan pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.

Bjorka menjual 3,2 miliar data PeduliLindungi dengan harga 100.000 USD atau sekitar Rp 1,5 Miliar lewat mata uang kripto Bitcoin, kebocoran data PeduliLindungi ini membuat geger masyarakat Indonesia.

Data yang bocor tersebut berisikan nama, email, NIK (Nomor Induk Kependudukan), nomor telepon, tanggal lahir, identitas perangkat, status Covid-19, riwayat check-in, riwayat pelacakan kontak, vaksinasi, dan data lainnya.

Baca Juga : Pakar IT UGM Ke Pemerintah: Tak Perlu Lacak Bjorka, Perketat Keamanan Data Saja