Modus Penculikan Anak 2023

Sejumlah daerah di Indonesia saat ini sedang dihebohkan dengan kasus penculikan anak, beragam modus dilakukan oleh pelaku. Berikut modus penculikan anak 2023.

Modus Penculikan Anak 2023
Modus penculikan anak 2023. Gambar : unsplash.com/Dok. Shawn Rain

BaperaNews - Kasus penculikan anak di Indonesia kian meningkat dari data tahun lalu, hal ini dibuktikan dalam sepekan terakhir berita penculikan anak kerap muncul bahkan hingga membuat ketakutan berlebih pada setiap orang tua.

Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada 2022, angka kasus penculikan anak mencapai 28 kejadian sepanjang tahun tersebut. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 15 kejadian.

Maraknya modus penculikan anak ini membuat KPPA mengingatkan para orang tua untuk tidak berlebihan dalam melakukan pengawasan anak.

Pengawasan anak  tidak boleh berlebihan karena khawatir dapat menimbulkan mean world syndrome atau sindrom dunia yang kejam. Sindrom yang membuat orang tua membatasi dan melarang anak untuk bermain maupun mengeksplor daya kembangnya di luar rumah karena ketakutan yang berlebihan.

Untuk terhindar dari kasus penculikan, ada baiknya bila para orang tua mengenal berbagai modus penculikan anak 2023, sehingga dapat memberikan edukasi langsung kepada anak agar tidak mudah diculik pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga : Daftar Kasus Penculikan Anak Januari 2023, Ini Modus Pelaku!

Modus Penculikan Anak 2023

Berikut Tim Redaksi Bapera News telah merangkum daftar modus penculikan anak 2023, meliputi:

1. Modus Penculikan Anak dengan Es Krim

Kasus penculikan anak berusia 4 tahun (AS) di daerah Cilegon, Banten. AS diketahui menjadi korban penculikan pada Senin (2/1). Berdasarkan keterangan dari Polres Cilegon, pelaku menggunakan modus penculikan anak dengan es krim.

Adapun kronologi dari modus penculikan anak dengan es krim ini terjadi di pusat perbelanjaan, AS dibujuk membeli es krim oleh orang tak dikenal kemudian diajak makan ke warteg terdekat. Kini pelaku sudah ditangkap pihak berwajib di Jakarta Selatan, Rabu (25/1).

2. Modus Penculikan Anak dengan Menawarkan Antar-Jemput

Kasus penculikan anak dengan modus menawarkan antar-jemput sekolah terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura pada Selasa (24/1). Menurut keterangan dari Kapolsek Sentani Kota AKP Rozikin, pelaku menggunakan modus penculikan dengan mencoba membujuk korban tersebut untuk ikut ke dalam mobil, sang anak menolak dan tidak terpengaruh dengan rayuan dari para pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang.

Beruntung sang anak mengingat ajaran orang tua, anak itu menolak ajakan orang asing. Kini identitas pelaku sudah diketahui dari masyarakat yang ada di sekitar SD YPK Onomi. Namun, terduga pelaku melarikan diri dengan mobil ke arah Airport dan Dunlop Sentani.

3. Modus Penculikan Anak dengan Diajak Main Lalu Pura-Pura Tersesat

Penculikan anak dengan modus mengajak main lalu pura-pura tersesat terjadi di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Gunarto menjelaskan kronologi kasus penculikan anak berinisial (MA) berusia 6 tahun.

Pelaku mengajak korban bermain menjadi pemulung, kemudian Iwan beralibi tersesat sehingga tak membawanya pulang ke rumah. Pelaku kini sudah ditangkap oleh pihak berwajib di Ciledug, Tangerang pada Senin (2/1). Polres Jakarta Pusat juga memberikan informasi bila pelaku ternyata adalah orang terdekat korban di lingkungan rumah.

Pelaku juga merupakan residivis kasus pencabulan anak di bawah umur tahun 2014. Dia kemudian divonis 7 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan baru bebas pada 2021.

4. Modus Penculikan Anak Di Sekolah dengan Mengajak Siswa Pergi

Seorang pelajar di SDN 08 Namang, Kabupaten Bangka Tengah sempat menjadi korban modus penculikan anak di sekolah dengan mengajak siswa pergi.

Modus penculikan anak ini terjadi pada Rabu (25/1) ketika korban pulang sekolah, ada seorang pria menggunakan kendaraan mobil MPV hitam dan menghampiri siswa SD untuk diajak pergi namun sang anak gak mau dan melarikan diri.

Hingga saat ini, pelaku belum juga ditemukan. Kapolres Namang menghimbau warga untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak dan memberikan edukasi langsung terhadap anak untuk tidak menerima tawaran apapun dari orang asing.

Baca Juga : Daftar Kasus Penculikan Anak Viral di Medsos yang Ternyata Hoaks

5. Modus Penculikan Anak dengan Mengaku Sebagai Utusan Malaikat

Tidak seperti kebanyakan modus penculikan anak pada umumnya, kasus penculikan anak di Sepatan, Kabupaten Tangerang, Senin (23/1) justru menggunakan modus baru untuk melancarkan aksinya. Menurut keterangan warga Sepatan, Pelaku datang ke rumah salah satu warga dengan mengaku sebagai utusan Malaikat sambil membawa tas yang berisi pakaian, kosmetik, dan boneka. 

Pelaku mengaku datang dengan maksud untuk bertamu dengan bawa dua kantong boneka (buat iming-iming anak), modus penculikan anak dengan mengaku utusan Malaikat gagal karena pemilik rumah merasa tak mengenal pelaku, maka dia memintanya pergi.

Usai diusir, pelaku justru tidak keluar dari rumah warga itu dan tetap ingin tetap bertemu pemilik rumah. Tindakan pelaku membuat warga sekitar naik pitam dan terjadi cekcok hingga piket reskrim Polsek Sepatan datang ke TKP dan mengamankan perempuan tersebut dan di bawa ke Polsek Sepatan.

6. Modus Penculikan dengan Menawarkan Permen

Kasus penculikan dengan modus menawarkan permen terjadi di Bengkulu Utara, Kamis (26/1). Modus penculikan ini nyaris sukses dilakukan kepada salah satu siswa di SDN 14 Bengkulu Utara. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 06.00 WIB, saat korban hendak menuju ke sekolahan yang tidak jauh dari rumah korban. anak tersebut dihampiri oleh seseorang yang tak dikenal dan menawarkan permen.

Saat korban menolak tawaran pelaku, pelaku pun mencoba menarik korban dengan kasar, namun korban berhasil kabur. Ia berlari menuju ke rumah salah seorang warga bernama Berlian, saat sampai korban mengadu bila hampir diculik. Mendengar hal tersebut, Berlian pun mencoba mengejar pelaku namun pelaku tersebut sudah menghilang menggunakan kendaraan sepeda motor Honda Scoopy.

7. Modus Penculikan dengan Berpura-pura Jadi Ojol

Seorang anak di Cipondoh, Kota Tangerang diculik dengan modus berpura-pura menjadi driver ojek online, Rabu (18/1). Korban dilaporkan hilang saat sedang mencari barang-barang bekas bersama dua teman sebayanya F (12) dan R (12).

Pada saat itu korban ditemui seseorang memakai pakaian ojek online. Korban diminta untuk mengambilkan koper dan dijanjikan akan dibayar Rp 20 ribu. Korban menyetujui dan dibawa pelaku ke Masjid Al-Azhom Kota Tangerang, lalu ke Monumen Nasional Jakarta Pusat hingga ke arah Bogor.

Di tengah perjalanan, pelaku sempat meninggalkan korban untuk buang air kecil di semak-semak pinggir jalan. Saat itulah digunakan korban untuk melarikan diri dari upaya penculikan, Di tugu perbatasan Tangerang - Bogor korban menangis dan meminta tolong kepada seorang yang melintas bernama Dendi Maulana (20). Ia meminta tolong agar ditemani ke rumahnya, Dendi kemudian antar pulang ke daerah Gempol, Kecamatan Pinang.

Baca Juga : Viral Penculikan di Gunung Sindur, Ternyata Hoaks