Kasus Jaringan Copet di WSBK Mandalika Dilimpahkan ke Jaksa

2 kasus copet yang terjadi saat digelar acara WSBK 2021 di Sirkuit Mandalika Lombok sudah tuntas dan berkas dilimpahkan pada Kejaksaan.

Kasus Jaringan Copet di WSBK Mandalika Dilimpahkan ke Jaksa
Kasus Jaringan Copet di WSBK Mandalika Dilimpahkan ke Jaksa. Gambar: Instagram.com/ @motogplombok

BaperaNews - Kepolisian Nusa Tenggara Barat melaporkan 2 kasus copet yang terjadi saat digelar acara World Superbike 2021 atau WSBK di Sirkuit Mandalika Lombok sudah tuntas dan berkas dilimpahkan ke Kejaksaan. “Karena berkas sudah lengkap dan tersangka serta barang bukti sudah disertakan, maka kami lanjutkan perkaranya pada penyidik di Kejaksaan” ujar Artanto, Kepala Humas Polda NTB Jumat 21 Januari 2022.

2 copet tersebut berhasil ditangkap karena kerjasama masyarakat dan polisi, total grup copet itu ada 8 orang dan sekarang semuanya menjadi tersangka. Artanto menjelaskan 2 kasus copet yang terjadi dilakukan oleh grup copet yang berbeda.

Kasus pertama pelakunya adalah 4 orang asal Jakarta, 3 orang adalah keluarga dan 1 orang adalah tetangga keluarga tersebut, mereka sudah diserahkan ke Kejaksaan pada Rabu 12 Januari 2022 bersama barang bukti kasus yakni dompet hasil copet, pakaian tersangka saat beraksi, dan 3 buah handphone yang juga hasil mencopet. Mereka terakhir kali beraksi pada 21 November 2021.

Sedangkan kasus kedua juga pelakunya 4 orang, kali ini mereka rekan biasa, tidak ada hubungan keluarga, mereka berasal dari Jakarta dan Jateng. Berkas mereka juga sudah lengkap dan akan diproses hukum di Kejaksaan pada hari Rabu 19 Januari 2022 beserta barang bukti berupa uang hasil copetan, baju saat mencopet, dan beberapa buah handphone yang juga hasil curian. Kelompok kedua ini biasa beraksi di lokasi parkir Sirkuit Mandalika dan mereka melancarkan aksi terakhir pada Sabtu 20 November 2022.

Artanto menjelaskan, komplotan grup copet  di WSBK ini ternyata tidak hanya beraksi di Indonesia, namun juga sering melancarkan aksinya di Malaysia dan Singapura, “Jadi mereka tidak mencopet di Lombok saja tapi juga di daerah lain seperti Batam, bahkan mereka pernah mencopet lebih dari 50 kali di Singapura dan Malaysia, mereka memang sudah menjadi copet sejak lama dan melakukannya dengan motif ingin mendapatkan keuntungan secara ekonomi” ujarnya.

Modus yang dilakukan saat mencopet saat ajang WSBK di Sirkuit Mandalika ialah pura-pura menjadi penonton, mereka membeli tiket resmi, tiap grup ada peran berbeda dan saling kerjasama, ada yang menjadi eksekutor, pengumpul barang, dan pengoper barang. Kini mereka harus siap menanggung akibat perbuatannya di penjara.