Jokowi Tegaskan Resesi Seks Tak Ada di Indonesia

Presiden Jokowi menegaskan Indonesia belum masuk resesi seks sebab pertumbuhan jumlah penduduk masih terus meningkat.

Jokowi Tegaskan Resesi Seks Tak Ada di Indonesia
Jokowi tegaskan resesi seks tidak ada di Indonesia. Gambar : Humas Setkab/Rahmat

BaperaNews - Presiden RI Jokowi menyebut Indonesia belum masuk resesi seks sebab pertumbuhan jumlah penduduk masih meningkat.

“Pertumbuhan penduduk kita di angka 2,1, yang nikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta. Artinya tidak ada resesi seks di Indonesia” tutur Jokowi, pada Rabu (25/1) di sebuah acara Rakernas BKKBN di Jakarta.

Menurut Jokowi, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat ini ialah hal yang baik, bisa menjadi kekuatan ekonomi sebuah Negara. “Masih tumbuh 2,1. Ini bagus dan ingat, yang namanya jumlah penduduk sekarang jadi kekuatan ekonomi di sebuah Negara” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) Hasto Wardoyo yakin resesi seks di Indonesia tidak akan pernah terjadi, sebab di Indonesia, orang-orang menikah dengan salah satu tujuan ingin memiliki keturunan.

Hasto Wardoyo merinci, jumlah wanita yang hamil di Indonesia ada sekitar 4,8 juta setahun, ia juga yakin 99% pasangan suami istri di Indonesia ingin punya anak setelah menikah.

“Di Indonesia, sebagian besar ingin punya anak, bahkan takut nanti kalau Idul Fitri ditanya, jadi tidak ada resesi seks di Indonesia” tuturnya.

Baca Juga : Tak Mau Punya Anak, Orang Dewasa Di Jepang Dan Korea Alami Resesi Seks

Istilah resesi seks sendiri artinya angka kelahiran yang menurun, karena masyarakat ogah bercinta, menikah, atau memiliki keturunan. Biasanya berhubungan dengan ekonomi dimana berkeluarga dan memiliki anak butuh biaya.

Negara yang belakangan mengalami resesi seks ialah China, Jepang, dan Korea Selatan. Di China, jumlah penduduk di 13 Provinsinya menurun drastis dari tahun lalu, pertumbuhan penduduk melambat. Di Korea Selatan, tingkat kesuburan juga turun dari 0,03 % menjadi 0,81%.

Sedangkan di Jepang, jumlah kelahirannya kurang dari 800 ribu di tahun 2022 lalu padahal di tahun 1970an, angka kelahiran mencapai lebih dari 2 juta. Artinya, semakin banyak orang tua dan makin sedikit penduduk usia muda yang memiliki potensi kerja.

Resesi seks bisa membahayakan kondisi ekonomi suatu Negara, sebab penduduk usia muda produktif lah yang lebih banyak berperan dalam bekerja dan menciptakan perubahan teknologi.

Meski jumlah penduduk di Indonesia masih terbilang banyak dan belum ke fase resesi seks, Jokowi tetap menekankan tidak hanya jumlah saja yang berpengaruh dengan kekuatan suatu Negara, namun juga kualitas dari penduduk itu.

“Tetapi yang penting memang kualitas” pungkas Jokowi.

Baca Juga : Fakta Miris Saat Krisis Inggris: Jumlah Pekerja Seks Bertambah Demi Biaya Hidup