Indonesia Ungkap Alasan Abstain Soal Status Rusia Di Dewan HAM PBB

Indonesia memilih abstain dalam jajak pendapat resolusi Majelis Umum PBB untuk menangguhkan keanggotaan Rusia di Dewan HAM pada hari Kamis (7/4/22). Simak alasannya dibawah!

Indonesia Ungkap Alasan Abstain Soal Status Rusia Di Dewan HAM PBB
Votting Majelis Umum PBB. Gambar: ABC Australia

BaperaNews - Indonesia memilih abstain dalam jajak pendapat resolusi Majelis Umum PBB untuk menangguhkan keanggotaan Rusia di Dewan HAM pada hari Kamis 7 April 2022, resolusi ini dibuat sebagai bentuk respon dugaan pelanggaran HAM Rusia selama operasi militer di Ukraina.

Dari laporan PBB, 93 negara setuju menangguhkan keanggotaan Rusia diantaranya AS, Ukraina, Inggris, Australia, Myanmar, hingga Filipina. Kemudian 24 negara menentang resolusi tersebut dan mendukung Rusia diantaranya China, Laos, Korea Utara, Kuba, Suriah, Vietnam, Uzbekistan, dan Laos. Sedangkan 58 negara memilih abstain yang diantaranya ialah Indonesia, Meksiko, Arab Saudi, Iraq, Singapura, Malaysia, Afrika Selatan, dan Thailand.

Hal ini pun ditanggapi oleh Wakil Tetap RI untuk PBB, Armanatha Nasir. “Penting untuk menerima fakta sebelum mengambil keputusan yang mencabut hak sah anggotanya, Majelis Umum tak boleh membuat presidensi negatif, yang bisa merusak badan ini, sebab itulah kami abstain” ujarnya.

Indonesia, sambung Nasir, tetap teguh melindungi dan menghormati hak asasi manusia untuk semua orang, prioritas Indonesia saat ini ialah melindungi warga sipil Ukraina. “Kami tegaskan kepada semua pihak untuk hentikan permusuhan dan tidak menyiakan upaya perdamaian dengan dialog dan diplomasi, jadi kita harus hentikan perang, jika tidak, semua akan menderita” lanjutnya.

Baca Juga: Rusia Serahkan Izin Putin Hadiri KTT G20 ke Indonesia

Direktur HAM dan Kemanusiaan Kemenlu RI, Achsanul Habib, juga menyampaikan hal yang sama. “Abstain bukan berarti Indonesia memandang ringan dugaan kekuatan senjata Rusia dan dugaan pelanggaran HAM di Ukraina termasuk yang terjadi di Bucha” ujarnya hari Jumat 8 April 2022.

Indonesia, lanjutnya, mendukung untuk investigasi terlebih dahulu sebelum menentukan status penangguhan Rusia.

Sebelumnya pemerintah Kyiv dan sejumlah negara barat sekutu AS ramai-ramai menuduh Rusia membantai warga sipil di Bucha, namun Moskow membantahnya dan menuding hal tersebut ialah propaganda AS dan sekutunya.

Rusia sendiri menyatakan justru mereka yang kehilangan banyak pasukan di Ukraina, hal ini pun diperkuat dengan adanya sebuah video yang beredar menunjukkan pasukan Ukraina menembak dan membunuh tentara Rusia yang tertangkap, setelah diselidiki, diketahui kejadian tersebut terjadi di Desa Dmytrivka dekat Kota Bucha.

Sebelumnya juga muncul video yang mengungkap tentara Ukraina menyiksa para tentara Rusia yang tertangkap  serta menginterogasi dengan kasar hingga tewas. Kedua Negara hingga kini saling tuduh dan masing-masing mengungkap menjadi korban atas perang yang berlangsung.

Baca Juga : Rusia Klaim Ukraina Ajukan Tuntutan Baru yang Tidak Bisa Diterima