Gunung Anak Krakatau Erupsi 20 Kali, Warga Ngaku Sulit Tidur

Warga Pulau Sebesi mengaku kesulitan tidur akibat suara dentuman gemuruh seperti petir dari Gunung Anak Krakatau.

Gunung Anak Krakatau Erupsi 20 Kali, Warga Ngaku Sulit Tidur
Gunung Anak Krakatau Erupsi 20 Kali, Warga Ngaku Sulit Tidur. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami serangkaian letusan intensif, mencatat empat kali erupsi sejak Senin (27/11) pagi hingga siang. .

Pada letusan pertama, terjadi pukul 08.17 WIB, dengan tinggi semburan abu vulkanik mencapai 200 meter. Kolom abu kelabu tebal condong ke arah barat laut. Letusan tersebut direkam oleh alat seismograf dengan amplitudo maksimum 70 mm selama 8 detik, diiringi suara dentuman.

Menurut Magma Indonesia, letusan kedua terjadi pukul 09.23 WIB dengan tinggi semburan mencapai 500 meter dari puncak.

Perekaman di seismogram menunjukkan amplitudo maksimum 73 mm selama 10 detik, disertai dentuman yang terdengar.

Delapan menit kemudian, Gunung Anak Krakatau meletus untuk ketiga kalinya dengan semburan abu vulkanik mencapai 1.000 meter dari puncak. Perekaman di seismogram mencatat amplitudo maksimum 79 mm selama 39 detik, yang disertai suara dentuman menggetarkan kaca.

Baca Juga : Waspada! Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi

Letusan keempat terjadi pukul 11.43 WIB, terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 77 mm selama 1 menit 26 detik. Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada di Level III atau Siaga, dengan rekomendasi agar masyarakat, nelayan, dan wisatawan menjauh dalam radius 5 kilometer (km).

Sehari sebelumnya, pada Minggu (26/11), Gunung Anak Krakatau telah meletus empat kali dengan tinggi semburan abu vulkanik mencapai 1.000 meter di atas puncak.

Warga Pulau Sebesi, yang berdekatan dengan Gunung Anak Krakatau, mengungkapkan kesulitan tidur akibat suara dentuman gemuruh seperti petir sejak malam sebelumnya. 

Kejadian ini telah menciptakan situasi darurat di sekitar Gunung Anak Krakatau. Saat ini, tingkat Siaga Level III diberlakukan, dan masyarakat, nelayan, serta wisatawan dihimbau untuk menjauh dalam radius 5 km demi keamanan.

Baca Juga : Savana Gunung Bromo Pulih Hijau Setelah Kebakaran, Sudah Bisa Dikunjungi!