Fahd A Rafiq Bicara Soal Refleksi Kepemimpinan

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq akan memberikan narasi tentang pencerahan untuk para calon pemimpin.

Fahd A Rafiq Bicara Soal Refleksi Kepemimpinan
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq Bicara Soal Refleksi Kepemimpinan. Gambar : Unsplash.com/Dok. Hunters Race

Ahmad Sofyan (Kontributor) - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq akan memberikan narasi tentang pencerahan untuk para calon pemimpin, khususnya para generasi milenial yang ingin menjadi calon pemimpin sebagai pembentuk kecerdasan berfikir. 

Perlu diketahui, Pilpres 2024 akan mengungsung tema terkait kepemimpinan. Hingga saat ini, sosok yang layak menjadi pemimpin Negeri ini belum terlihat. Indonesia dengan 300 juta jiwa harus memiliki pemimpin yang dapat mengembangkan Indonesia agar menjadi Negeri yang maju. 

Para ilmuwan politik berlomba-lomba mengeluarkan seluruh knowledge nya agar terpilih menjadi pemimpin Negeri ini. Sebab, segala permasalahan yang terjadi di Indonesia harus mengambil langkah antisipatif untuk kemajuan Indonesia di 10 hingga 20 tahun kedepan. 

Fahd A Rafiq menjelaskan, jika melihat dari persaingan global, Indonesia masih tertinggal jauh dari berbagai bidang aspek kehidupan. Oleh karena itu, Indonesia perlu memiliki pemimpin yang mampu adaptif, cepat tanggap akan perubahan pola kehidupan, karena kecanggihan teknologi di era saat ini sudah sangat maju. 

“Yang paling utama dari seorang pemimpin ialah tentang tanggung jawab, berani tanggung jawab terkait apa yang dilakukan sehingga ketika followers ingin mengikuti langkahnya, dia harus merasa tanggung jawab. Seorang pemimpin harus mampu menggerakkan, bukan hanya mendikte pengikutnya. Menggerakkan dalam artian mampu memberi nyawa, nuansa, dan membuat orang lain tergerak,” ucap Fahd A Rafiq.

Fahd A Rafiq menambahkan, “Leadership with authority. Leadership is action not position. Leadership is earn not given. Yang berarti, kepemimpinan dengan otoritas, kepemimpinan adalah tindakan bukan posisi, kepemimpinan adalah hasil, bukan pemberian”. 

Fahd A Rafiq menyarankan, supaya bisa fokus untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Indonesia, masyarakat juga harus merapatkan barisan, sebab luasnya Indonesia masih banyak ketimpangan yang terjadi. 

“Harapannya adalah kemampuan untuk saling gotong royong lebih ditingkatkan kembali dan menggabungkannya dengan teknologi sehingga menghasilkan dampak yang luar biasa, dan kemampuan mengasah rasa empati menjadi lifelong learner yang sangat dibutuhkan kedepannya,” ujar Fahd A Rafiq. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq : Indonesia Wajib Kejar Ketertinggalan Di Berbagai Bidang Dari Negara-Negara Maju

Merawat Keadilan 

Setiap Bangsa dan Negara khususnya Indonesia pasti ingin merawat keadilan agar tetap berjalan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, saat itu ia menulis traktat Madinah yang berisi tentang kesetaraan manusia dan undangan persahabatan.

“Jadi, sangat kontekstual kita masuk dalam upaya untuk merefleksikan gaya berpikir, batin, dan politik Nabi Muhammad,” imbuh Fahd A Rafiq

Perlu diketahui, Nabi Muhammad tidak hanya menjadi seorang Nabi dan Rasul, namun ia adalah seorang politisi ulung, negarawan hingga panglima perang. Nabi Muhammad adalah sosok rekomendasi paling atas tentang pemimpin kelas dunia, sebab sesuatu yang diucapkan dari abad ke-6 selalu diikuti oleh banyak orang.

“Ketika manusia era modern membaca kembali risalah sosiologis atau versi politik/terjemahan/hermeneutics dari ayat-ayat Al-Qur’an, khususnya tentang keadilan sosial pasti akan tercengang,” jelas Fahd A Rafiq. 

Fahd A Rafiq menjelaskan, “Saat ini ada keresahan di dunia, design apa yang memungkingkan manusia hidup berdampingan dalam status keadilan sosial. Ada kapitalisme gagal dan komunisme berbahaya. Orang hari ini masuk pada jenis ekonomi yang dasarnya adalah kesetaraan manusia”. 

Semua manusia pasti menginginkan tumbuh dengan keyakinan dan keinginan, guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di masa yang akan datang. 

“Etika yang harus kita ambil adalah sikap toleran, seperti peristiwa kepemimpinan Nabi yang bersikap toleran kepada siapapun, bahkan terhadap musuhnya” tutup Fahd A Rafiq.

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Indonesia Dapat Banyak Benefit Dari KTT G20, Kekuatan Dari Silaturahmi Lintas Negara

Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)