Facebook Uji Coba Fitur News Feed Minim Konten Politik Di Indonesia

Facebook telah memperluas upayanya untuk membatasi konten politik di News Feed. Kini, Facebook tengah menguji fitur pembatasan tersebut di 75 negara, termasuk juga di Indonesia.

Facebook Uji Coba Fitur News Feed Minim Konten Politik Di Indonesia
tekno.kompas.com

BaperaNews - Secara perlahan, Facebook telah memperluas upayanya untuk dapat membatasi konten politik di News Feed. Kini, Facebook tengah menguji fitur pembatasan tersebut di 75 negara, termasuk juga di Indonesia.

Diketahui, alasan Facebook melakukan pembaruan News Feed dikarenakan pihaknya melakukan survei kepada pengguna di seluruh dunia. Dari survei tersebut diketahui bahwa banyak orang yang mengeluh karena News Feednya bertemakan politik yang tidak mereka sukai. 

Para responden mengaku bahwa mereka merindukan Facebook yang lama yang digunakan untuk menghubungkan orang, bukan untuk memaksa para pengguna turut terlibat dalam pertarungan politik yang terjadi antara Trump versus Biden.

Adapun versi terbaru News Feed telah diperkenalkan oleh pihak Facebook di negara Amerika Serikat, Swedia, Kanada, Kosta Rika, Brazil, Indonesia, dan juga Spanyol.

Pembaruan versi tersebut telah menandai upaya perluasan yang cukup signifikan, dimana total negara yang ikut terlibat lebih dari 80 negara.

Facebook pun menyampaikan bahwa mereka tak mengidentifikasi negara mana saja yang baru bergabung dalam pengujian fitur tersebut, namun juru bicara Facebook mengkonfirmasi bahwa perusahaan menunjukkan perubahan Umpan Berita kepada sebagian kecil orang di setiap negara.

Selain itu, juru bicara tersebut juga menyampaikan bahwa negara yang akan menggelar kontestasi politik maka dan mereka yang memiliki risiko lebih tinggi pada terhadap konflik, maka mereka tidak termasuk ke dalam uji coba fitur tersebut.

Sejak bulan Januari lalu, Mark Zuckerberg telah mengumumkan rencananya untuk membuat News Feed terbatas tanpa konten politik, hal tersebut ia umumkan setelah terjadinya pemberontakan pendukung Donald Trump di gedung kongres, Capitol.

Adanya fitur baru ini dianggap dapat membantu Facebook untuk dapat mempelajari lebih lanjut terkait cara menurunkan ketegangan di platformnya.

Hal tersebut dapat dinilai efektif lantaran sebelumnya, Facebook dituding menjadi tempat dimana para pendukung Trump menyulut amarah sehingga menimbulkan konflik.

Namun Facebook mengaku bahwa perubahan fitur feed politik ini dapat merugikan publisher, sebagaimana dikutip dari Tech Story.

Dalam posting blog seperti dikutip Engadget, Facebook menyampaikan bahwa ketika pihaknya mendapatkan lebih banyak masukan dari tes ini, maka pihaknya akan membagikan pembaruan tentang apa yang pihak Facebook pelajari dan kedepannya akan terus membuat perubahan yang sesuai.