China Desak Rusia dan Ukraina Lakukan Perdamaian

Pemerintah China mendesak Rusia dan Ukraina berdamai dan melakukan gencatan senjata melalui konsultasi atau dialog agar dapat menyelesaikan masalah

China Desak Rusia dan Ukraina Lakukan Perdamaian
China desak Rusia dan Ukraina lakukan perdamaian. Gambar : Reuters.com/Carlos Garcia Rawlins

BaperaNews - Moment langka, China mendesak Rusia dan Ukraina berdamai dan melakukan gencatan senjata melalui konsultasi atau dialog. Hal ini disampaikan usai Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan mobilisasi parsial pada Rabu (21/9).

Dalam KBBI, gencatan senjata adalah penghentian tembak-menembak dalam hal ini tentang perang. atau dalam kata lain Gencatan senjata adalah penghentian perang atau konflik bersenjata apapun untuk sementara di mana kedua belah pihak yang terlibat setuju untuk menghentikan tindakan bernafsu menyerang masing-masing.

China sebelumnya dikenal sebagai pendukung Rusia, China juga tidak memberi sanksi apapun kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina. Namun, kini China meminta agar Rusia Ukraina berhenti perang.

“Kami mendesak pihak yang terlibat agar mencapai gencatan senjata melalui konsultasi dan dialog dan temukan solusi yang mengakomodasi keamanan sah secepatnya” ujar Jubir Kemenlu China Wang Wenbin.

“China juga siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mengambil peran konstruktif agar mengurangi eskalasi situasi” lanjutnya.

Wang Wenbin kemudian menyebut penting untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas setiap Negara. “Tujuan dan prinsip PBB harus dipatuhi, isu keamanan yang sah untuk tiap Negara wajib ditindaklanjuti dengan serius dan seluruh upaya kondusif untuk mencapai resolusi damai dari krisis yang terjadi ini” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui pada Rabu (21/3) Putin menyatakan sumpah untuk membela Rusia dan melakukan mobilisasi parsial dengan mengerahkan 300 ribu tentara cadangan Rusia ke Ukraina.

“Untuk melindungi tanah air kita, kedaulatan, dan integritasnya. Kita bicara tentang mobilisasi parsial," ujarnya.

Baca Juga : Kewalahan Lawan Ukraina, Putin Tandatangani Dekrit Wajib Militer

“Artinya, hanya warga yang berada dalam cadangan, dan di atas segalanya, mereka yang bertugas sebagai angkatan bersenjata dan memiliki keterampilan militer serta pengalaman yang relevan diwajibkan wajib militer” imbuh Putin.

Mobilisasi parsial diklaim Rusia bisa membantu memperteguh dan memperkuat wilayah Rusia. Pengumuman keluar selang sehari usai beberapa wilayah Ukraina membuat referendum atau mengumumkan diri untuk bergabung menjadi bagian dari Negara Rusia.

Rusia juga menyebut akan meningkatkan industri pertahanannya untuk memenuhi kebutuhan perang yang meningkat.

“Hari ini banyak perusahaan Rostech memperkenalkan kondisi operasi khusus, karyawan juga sering lembur dan bekerja sampai akhir pekan, kami akan tingkatkan produksi kapasitas untuk memenuhi tujuan yang dibuat Rusia” tegas Rostech, salah satu raksasa industri pertahanan milik Rusia.

Adanya rencana perang yang lebih besar ini membuat dunia khawatir mengingat sudah banyak dampak yang terjadi seperti krisis energi dan krisis pangan, jika perang tidak segera berakhir, bukan tidak mungkin krisis akan terus terjadi, hal ini membuat China turut khawatir.

Di sisi lain, China dan Rusia punya hubungan sangat dekat, keduanya bahkan telah mendeklarasikan "Kerja sama tanpa batas” untuk melawan pengaruh Amerika Serikat.

Baca Juga : Penyebab Perempuan di Iran Demo Bakar Hijab di Jalanan